Headline News
print this page
Artikel Terbaru

Kegiatan Di Situ Bagendit






Kegiatan dari tahun 2010
0 komentar

Qashidah Burdah (HASYIYAH BAJURI I)




بسم الله الرحمن الرحيم
Qashidah Burdah
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu shalawat dan salam atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk
امن تذكرجيران بذى سلم * مزجت دمعاجرى من مقلة بدم
ام هبّت الريح من تلقاء كاظمة * واومض البرق فى الظلماء من اضم
1.         Apakah karena teringat tetangga di kampung Dzi Salam, engkau menangis, meneteskan air mata darah dari pelupuk matamu?
2.         Atau karena angin yang berembus dari Kazhimah, ataukah karena kilat yang menyambar dalam kegelapan dari Lembah Idham?
Faidah dari 2 bait ini :
-       Jika ditulis pada sutera dan dihapus dengan air hujan kemudian air ini diminumkan binatang ternak yg sulit diajarkan sesuatu dan sulit dijinakan maka setelah diminumkan air tersebut binatang ternak itu jadi jinak
-       Tulis dua bait tersebut di pada kulit kijang lantas siletakan pada bahu kanan anak yg sedang belajar bahasa arab,maka dengan mudah anak tersebut akan berbicara bahasa arab.
Adapun dimaksudkan bahwa orang yang mencinta selalu memikirkan kelembutan kekasihnya, maka tatkala angin berhembus dari tempat kekasih terbayangkan aroma kekasih terbawa sampai kehadapan.

Sedang kebiasaan orang yang mencinta merasa senang, puas melihat kilauan kilat dari tempat tinggal kekasihnya.
Angin adalah benda yang halus, lembut tiada terlihat bertiup dengn ukuran tertentu dan waktu tertentu pula. Jika angin datang sendirian pada tempat tertentu, hal ini condong sebagai musibah. Namun jika angin merata bersama maka hal itu sebagai rahmat. Sebagaimana do’a Nabi SAW :
اللهم اجعلها رياحا ولا تجعلها ريحا
“ Yaa Allah jadikanlah angin-angin yang merata dan jangan jadikan angin lokal saja”

فمالعينك ان قلت اكففاهمتا * ومالقلبك ان قلت استفق يهم
ايحسب الصب ان الحب منكتم * مابين منسجم منه ومضطرم
لولا الهوى لم ترق دمعا على طلل * ولا ارقت لذكر البان والعلم
فكيف تنكر حبا بعد ما شهدت * به عليك عدول الدمع والسقم
واثبت الوجد خطى عبرة وضنى * مثل البهارعلى خديك والعنم
3.         Mengapa kedua matamu tetap mengalirkan air mata bila engkau katakan “Berhentilah!”? Dan mengapa hatimu tetap gundah bila engkau katakan “Tenanglah!”?
4.         Apakah orang yang kasmaran menduga bahwa cinta dapat disembunyikan dalam deraian air mata dan kegundahan jiwa?
5.         Kalaulah bukan karena cinta, tidaklah mungkin engkau teteskan air mata di atas pepuingan dan tak pula terjaga sepanjang malam karena mengingat pepohonan Bani dan Pegunungan ‘Alam.
6.         Bagaimana engkau pungkiri rasa cinta setelah deraian air mata dan derita sakit menjadi saksi terhadapnya.
7.         Dan kerinduan telah menorehkan dua garis air mata dan derita, seperti mawar kuning dan mawar merah pada kedua pipimu.
Faidah lima bait ini apabila ada suami, istri anak perempuan atau keluarga kita yang dicurigai berbuat jahat,maka tulislah 5 bait itu pada daun Atraj (daun jeruk nipis) dan letakan pada tangan kirinya pada saat tidur . lantas dekatkan telinga kita pada mulutnya, dia akan bercerita apa yang telah dilakukannya entah baik atau buruk bahkan kalo mencuri sekalipun.
نعم سرى طيف من اهوى فأرقنى * والحبّ يعترض اللذات بالألم
8.         Memang benar, bayangan orang yang kucinta datang dan membuatku tak dapat lelap dan cinta itu menghalangi berbagai kesenangan dengan derita.
Faidah bait ini barang siapa membacanya berulang kali setelah shalat Isya sampai tertidur, maka insya Allah ia akan menyaksikan Rasulullah SAW dalam mimpinya

Wallahu'alam

1 komentar

Nur Rasulullah SAW



Nur Rasulullah SAW

 

Sesungguhnya yang pertama kali Allah SWT ciptakan adalah “Nur”nya Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis yang tercantum dalam kitab maulid Simtud Durar Lil Imam Al-‘Arif Billah Al-Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi hal 19 :

أخرج عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما قال – قلت يا رسول الله بأبي وأمي أخبرني عن أول شيء خلقه الله قبل الأشياء. قال يا جابر إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك محمد صلى الله عليه وسلم من نوره
Yang artinya kurang lebih:
Bahwa sesungguhnya shahabat Jabir bin Abdullah RA bertanya kepada Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW; Wahai Rasulullah, (Ayah ibuku sebagai tebusan Engkau), beritahukanlah kepadaku tentang pertama kali makhluk yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu. Maka Baginda Nabi  Muhammad SAW menjawab; Hai Jabir, sesungguhnya yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu adalah NUR (cahaya) Nabimu  (Baginda Nabi Besar Muhammad SAW)”.
 Dan sesungguhnya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa bertasbih kepada Allah SWT dengan diikuti oleh para malaikat dan para arwah di alam malakut, jauh puluhan ribu tahun sebelum Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah SWT. Sebagaimana hal itu telah disebutkan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi di Kitab Ad-Durarul Hisaan Fil Ba’tsi Wa Na’iimil Jinan Haamisy Daqa’iqul Akhbaar hal 2 & 3.

Dan sesungguhnya kalau bukan demi Baginda Nabi Muhammad SAW maka Allah SWT tidak akan menciptakan segala sesuatu. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis qudsiy;

لولاك لولاك لما خلقت الأفلاك
Yang artinya kurang lebih;
“Seandainya tidak ada Engkau (wahai Nabi Muhammad SAW, sungguh Aku (Allah SWT) tidak akan menciptakan alam semesta”

Maka segala anugerah yang telah melimpah kepada makhluk-makhluk Allah SWT, semata-mata adalah dengan berkatnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan segala kemuliaan  para Malaikat dan Para Nabi  adalah semata-mata berkat Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah diterangkan oleh Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani di kitabnya Hujjatullah ‘Alal ‘Alamin hal 53 & 54 ;
قال الشيخ يوسف بن إسماعيل النبهاني في حجة الله على العالمين   ص53 -54 
إنما ظهر الخير لأهله ببركة سيدنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وأهل الخير هم الملائكة والأنبياء والأولياء وعامة المؤمنين

Yang artinya kurang lebih;
“Bahwa sesungguhnya segala kebaikan yang melimpah kepada makhluk-makhluk Allah SWT yang mulia adalah semata-mata berkat Baginda Nabi  Muhammad SAW, mereka itu adalah para Malaikat, para Nabi dan semua orang-orang mukmin”.

Dan sesungguhnya manakala Allah SWT telah  menciptakan Nabi Adam AS, Allah SWT senantiasa memanggilnya dengan julukan Abu Muhammad, sehingga Nabi Adam AS bertanya kepada Allah SWT tentang rahasia panggilan tersebut, sebagaimana hal itu telah diriwayatkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy dalam kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 15 ;

قال الشيخ أحمد بن زيني دحلان الحسني في السيرة النبوية الجزء الأول ص 15
ويروى من طرق شتى أن الله تعالى لما خلق آدم عليه السلام ألهمه الله أن قال : يا رب لم كنيتني أبا محمد ؟ قال الله تعالى : يا آدم إرفع رأسك فرفع رأسه فرأى نور محمد صلى الله عليه وسلم في سرادق العرش فقال : يا رب ما هذاالنور ؟ قال : هذا نور نبي من ذريتك إسمه في السماء أحمد وفي الأرض محمد  لولاه ما خلقتك ولا خلقت سماء ولا أرضا
Yang artinya kurang lebih;
“Bahwa sesungguhnya Allah SWT sesudah menciptakan Nabi Adam AS maka Allah SWT memberi ilham kepada Nabi Adam AS untuk bertanya kepada-Nya; Ya Allah, kenapa Engkau juluki aku dengan “Abu Muhammad” (Ayahnya/bapaknya  Muhammad)? Maka Allah SWT Berfirman kepada Nabi Adam AS; Hai Adam, Angkat kepalamu. Maka Nabi Adam AS kemudian mengangkat kepalanya. Seketika itu Beliau melihat Nur (cahaya) Baginda Nabi Muhammad SAW meliputi di sekitar ‘Arasy. Nabi Adam AS bertanya; Ya Allah, Nur siapa ini ? Allah SWT Berfirman; Ini adalah Nur seorang Nabi dari keturunanmu, di langit namanya Ahmad, di bumi namanya Muhammad. Kalau bukan karena Dia niscaya Aku tidak akan menciptakan kamu, langit dan bumi.”

Kemudian Allah SWT meletakkan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dalam punggung Nabi Adam AS, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Kitabnya Ad-Durarul Hisan Hamisy Daqo’iqul Akhbar hal 5;

قال الامام جلال الدين السيوطي في الدرر الحسان هامش دقائق الأخبار ص 5:
ثم ان الله تعالى استودع نور محمد صلى الله عليه وسلم في ظهره وأسجد له الملائكة وأسكنه الجنة فكانت الملائكة تقف خلف آدم صفوفا صفوفا يسلمون على نور محمد صلى الله عليه وسلم

Yang artinya kurang lebih;
“Bahwa sesungguhya Allah SWT telah meletakkan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dalam punggung Nabi Adam AS. Sehingga para malaikat sujud dan berbaris rapi di belakang Nabi Adam AS untuk menghaturkan salam kepada Nur Baginda Nabi Muhammad SAW”.

Dan pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan kepada Iblis agar sujud kepada Nabi Adam AS, namun dia membangkang dan sombong. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah ayat 34 ;

وإذ قلنا للملائكة اسجدوا لآدم فسجدوا إلا إبليس أبى واستكبر وكان من الكافرين)   البقرة  34  )

Yang artinya kurang lebih;
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat; “Sujudlah kalian semua kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan sesungguhnya ia (Iblis) termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (Q.S.Al-Baqarah 34).

0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GUMAR NU SETIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger