PEMBAGIAN
SIFAT الله DAN PEMAHAMANNYA
1.
Sifat Nafsiyah yaitu hal yang wajib bagi Dzat selama Dzat bersifat
wujud (ada) tidak disebabkan suatu sebab. Yang
termasuk sifat nafsiyah adalah sifat وُجُودٌ
2.
Sifat Salbiyah/Penolakan yaitu sifat yang
seakan-akan menafi`kan sifat/sesuatu yang tidak layak pada الله ‘Azza wa Jalla. Sifat ini mensucikan الله dari
sifat-sifat yang tidak pantas bagi الله Dzat
Yang termasuk
sifat salbiyah adalah sifat:
قِدَمٌ - بَقَاءٌ - مُخَالَفَةُ لِلْحَوَادِثِ- قِيَامُهُ تَعَالَى بِنَفْسِهِ- وَحْدَانِيَة
3. Sifat Ma’any yaitu setiap Sifat Yang Ada
pada Dzat Yang Mewajibkan Dzat Bersifat Ma’nawiyah. Yang termasuk sifat ma’any
yaitu:
كَلامٌ -بَصَرٌ -سَمْعٌ -حَيَاةٌ -عِلْمٌ -إِرَادَة -قُدْرَة
4.
Sifat Ma’nawiyah yaitu hal yang tetap
bagi Dzat dikarenakan Dzat Bersifat Ma’ani. Jadi kedua sifat ini saling
memerlukan (berhubungan).Yang termasuk sifat ma’nawiyah yaitu:
مُتَكَلِّمٌ
-بَصِيْرٌ -سَمِيْعٌ -حَيٌّ -عَالِمٌ -مُرِيْدٌ -قَادِرٌ
Kemudian adapun
yang harus pada الله adalah satu, yaitu melakukan segala yang mungkin atau
meninggalkannya.
Wajib pula bagi tiap mukallaf mengi’tiqadkan dengan 9 I’tiqad
lagi.
1. Mustahil pada الله Ta’ala kewajiban atasNya membuat segala yang mungkin atau
meninggalkannya; yaitu lawan dari yang harus (jaiz) pada الله Ta’ala.
2. Maha Suci الله daripada mengambil faidah dari segala perbuatanNya atau dari
hukumNya.
3. Mustahil pada الله mengambil faidah dari segala perbuatanNya atau dari hukumNya.
4. Wajib bagi segala mungkin bahwa ia tiada memberi
bekas/pengaruh dengan kekuatannya.
5. Mustahil bagi segala mungkin bahwa ia memberi
bekas/pengaruh dengan kekuatannya.
6. Wajib I’tiqad bahwa “alam semesta adalah huduts
(baharu)”
7. Mustahil alam semesta itu qadim (terdahulu).
8.
Wajib
bagi segala yang mungkin tiada memberi bekas dengan tabiatnya.
9.
Mustahil
bagi segala mungkin memberi bekas dengan tabiatnya.
Demikianlah ‘aqaid 50 yang merupakan ma’na
LAA ILAAHA ILLALLAAH. Sebab ma’na LAA ILAAHA ialah Tiada Yang
disembah dengan haqq (sebenarnya). Dan Yang disembah dengan sebenarnya
adalah Yang Kaya (Yang Tidak Membutuhkan) dari yang selainNya, dan
faqir (membutuhkan) kepadaNya yang selainNya. Nyatalah Kekayaan الله ‘Azza
wa Jalla dari yang selainNya, dan faqir kepadaNya yang selainNya (buktinya
adalah 50 ‘aqaid yang telah tersebut).
A.
Yang
menyatakan “الله Yang Kaya dari setiap
yang selainNya”, yaitu 14 ‘aqaid di bawah dengan lawannya.
1.
وُجُودٌ
2.
قِدَمٌ
3.
بَقَاءٌ
4.
مُخَالَفَةُلِلْحَوَادِثِ
5.
قيامه تعالى بنفسه
6.
سَمْعٌ
7.
بَصَرٌ
8.
كَلامٌ
9.
سَمِيْعٌ
10.
بَصِيْرٌ
11.
مُتَكَلِّمٌ
12.
Mustahil
(pada الله )
kewajiban atasNya membuat segala yang mungkin atau meninggalkannya.
13.
Maha
Suci الله dari Mengambil faidah
14. (Wajib)
segala yang mungkin tiada memberi bekas dengan kekuatannya.
B.
Yang
menyatakan “Berkehendak kepadaNya tiap-tiap yang selainNya”, yaitu 11 ‘aqaid di
bawah dengan lawannya.
1.
وَحْدَانِيَة
2.
قُدْرَة
3.
إِرَادَة
4.
عِلْمٌ
5.
حَيَاةٌ
6.
قَادِرٌ
7.
مُرِيْدٌ
8.
عَالِمٌ
9.
حَيٌّ
10.
(Wajib)
alam semesta itu baharu.
11. (Wajib)
yang selainNya tiada memberi bekas dengan tabiatnya.
Kemudian
di bawah ini adalah shifat-shifat yang wajib dan yang mustahil bagi para Rasul
Shalawatullah ‘alaihim wasalamuhu Ta’ala.
1. Shiddiq
(benar), mustahil kadzib (dusta).
2.
Amanah
(dapat dipercaya), mustahil khianat.
3.
Tabligh
(menyampaikan), mustahil katiman (menyembunyikan).
4. Fathanah
(sempurna pengertiannya/cerdas), mustahil baladah (dungu).
Adapun
yang harus (jaiz) bagi para Rasul adalah satu, yaitu tubuhnya berperangi
seperti manusia biasa. Contohnya makan, minum, tidur dan bangun, sakit.
Mustahil
mereka menjadi kekurangan
(tidak seperti manusia normal) seperti sakit gila.
Posting Komentar