02. Adab Shalat I
(terjemah Bidayatul Hidayah)
Apabila engkau telah selesai membersihkan kotoran dan najis yang terdapat di badan, pakaian, dan tempat salat, juga engkau telah menutup aurat dari pusar sampai dengkul, maka berdirilah menghadap ke arah kiblat dengan kaki yang lurus tapi tidak dirapatkan sedangkan engkau berada dalam posisi tegak. Lalu bacalah surat an-Naas guna berlindung dari setan yang terkutuk. Hadirkan hatimu ketika itu. Buanglah segala bisikan dan rasa was-was.
Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat sekarang. Hendaknya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhan dengan hati yang lalai dan dada yang penuh dengan bisikan dunia beserta kebejatan syahwat.
واعلم أنه تعالى مطلع على سريرتك وناظر إلى قلبك، فإنما يتقبل الله من صلاتك بقدر خشوعك وخضوعك وتواضعك وتضرعك، واعبده في صلاتك كأنك تراه؛ فإن لم تكن تراه فإنه يراك.
Sadarlah bahwa Allah Swt. mengetahui semua yang tersembunyi di dalam dirimu dan melihat hatimu. Allah hanya menerima salatmu sesuai dengan kadar kekhusyukan, ketundukan, dan ketawaduanmu. Sembahlah Allah dalam salatmu seakan- akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.
Jika hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak bisa tenang maka hal itu disebabkan engkau tidak betul- betul mengenal keagungan-Nya. Bayangkan jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang melihatmu ketika engkau salat.
Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan anggota badanmu akan tenang. Lalu, tanyakan pada dirimu, "Wahai jiwa yang buruk, tidakkah engkau malu kepada Pencipta dan Tu¬ anmu?" Apabila engkau mampu salat secara khusyuk dan tenang karena dilihat seorang hamba yang hina, yang tak bisa memberikan manfaat atau bahaya pada¬ mu, sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu tapi engkau tak takut pada keagungan- Nya, apakah Allah SWT. lebih rendah dibandingkan hamba-Nya itu?
Betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau memusuhi dirimu itu! Obatilah hatimu dengan cara itu, barangkali ia akan menjadi hadir dalam salatmu. Salatmu hanyalah saat engkau sadar kepadanya. Adapun salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa, maka ia butuh pada istigfar dan perenungan.
Manakala hatimu sudah hadir, jangan lupa mengucapkan iqamah kalau engkau salat sendirian. Tapi, jika engkau menunggu datangnya jamaah yang lain hendaknya engkau melakukan azan lalu iqamah. Apabila engkau sudah mengucapkan iqamah, berniatlah dan bacalah dalam hatimu, "Aku laksanakan salat dhuhur karena Allah Swt." Usahakan niat tersebut hadir dalam hatimu ketika engkau bertakbir. Jangan sampai niatmu tak kau sadari sebelum takbir selesai.
Angkatlah tanganmu saat bertakbir ke arah pipi dan pundakmu dengan jari-jari yang tidak dihimpitkan. Jangan terlalu menempel ataupun menjauh. Yang penting ibu jarimu berada di hadapan kedua cuping telingamu, ujung-ujung jarimu berada di atas kuping, serta telapak tangan di atas pundak. Jika kedua telapak tanganmu sudah berada pada posisi tersebut bertakbirlah lalu turunkan kembali dengan perlahan. Saat diangkat atau diturunkan, jangan kau hentakkan tanganmu ke depan secara keras dan jangan pula diangkat sampai ke belakang.
Selain itu, jangan kau gerakkan ia ke kanan atau ke kiri. Ketika diturunkan, mulailah engkau meletakkan tanganmu di atas dada lengan kanan berada di atas yang kiri.
Renggangkan lari-jari kananmu di lengan tangan yang kiri. Genggam di atas siku.
Setelah bertakbir bacalah:
الله أكبر كبيرا، والحمدلله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا، ثم اقرأ: وجهت وجهي للذي فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين، إن صلاتي ونسكي ومحياى ومماتى لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا من المسلمين.
(Allahu akbar kabiiran walhamduilllah katsiiran wa subhanalla bukrattan wa ashiilla, inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samawati wal ardha haniifan musliman wa ma ana minal musyrikin. Inni shalatii wa nusukii wa mahyaya wamamatii lillahi rabbil ‘alamiin laa syarikallahuwa bi dzalika umirtu wa ana minal muslimiin).
"Allah Mahabesar dengan segala sifat kebesaran-Nya. Pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Mahasuci Allah pada tiap pagi dan sore. Aku hadapkan wajahku pada Tuhan yang mencipta langit dan bumi dengan lurus dan aku bukan dari golongan yang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata karena Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintah dan aku ter¬ masuk dari golongan Islam (menyerah dan patuh)."
wallahu'alam
Posting Komentar